"Bagaimana bisa sebuah cahaya dipenjarakan? ia bergerak bebas memberikan cahaya di tempat yang gelap. Kalau pun dikurung dalam sebuah ruangan, maka cahaya itu akan keluar juga melalui celah-celah terkecil". - Penulis
Nabi Muhammad Saw. pemimpin umat dunia dan akhirat, nabi yang diyakini oleh umat Islam, nabi yang akan memberi syafaat di akhirat kelak, nabi yang merupakan kekasih Allah Swt. Nabi Muhammad Saw. dan agama Islam adalah dua hal yang tidak dapat dielakkan, begitu juga Nabi Muhammad Saw. dengan kita, dunia dan segala sisi kehidupan.
Tapi mengapa masih banyak yang memenjarakan nabi kita tersayang?
Seolah olah ruang lingkup Nabi Saw. hanyalah masjid dan ibadah ibadah yang mahdhoh. Layakkah? Sosok yang sempurna itu ruang geraknya dibatasi? Bahkan di luar angkasa pun, di luar bumi ini, Nabi Muhammad Saw. tetap berlaku perilaku lahir dan batinnya untuk diterapkan.
Padahal, Nabi Muhammad Saw. mengajarkan cara beribadah ritual yang diajarkan syariat, juga mengajarkan beribadah muamalah kepada sesama juga. Nabi Muhammad Saw. benar benar mencontohkan seluruh aspek kehidupan. Bukan hanya tentang salat, tapi juga penerapan salat dalam kehidupan, bukan hanya tentang pengucapan syahadat, tapi juga tentang pengamalan syahadat itu sendiri di dalam kehidupan kita. Begitu juga puasa, zakat hingga haji.
Nabi Muhammad Saw. mengajarkan pola, cara kehidupan sebagai anak, orang tua, tetangga, menantu, mertua, sahabat, pasangan, musuh hingga puncak tertinggi, mengajarkan hidup sebagai hamba. Karena semua bisa islam, tapi tidak semua siap menjadi hamba.
Kesan agama di mata kebanyakan masyarakat masih kolot dan membosankan, agama masih terkesan menakutkan, hanya membicarakan soal dosa dan pahala, surga dan neraka, punishment dan imbalan. Padahal, ini agama cinta, membahas tentang kasih sayang, cinta kasih, welas asih, membahas tentang saling peduli dan mendoakan, saling menerima, lapang dada, toleransi, pengertian dan banyak hal lainnya tentang kemanusiaan dan kehidupan penuh cinta.
Hingga akhirnya, itu menjadi salah satu sebab mengapa masih kebanyakan masyarakat memenjarakan Nabi Muhammad Saw. seolah Nabi Saw. dilarang keluar dari masjid, dilarang berbaur, dilarang bertegur sapa dengan orang Islam di luar masjid, seolah Nabi Saw. hanya terkukung dalam salat kita, hanya tentang takbir hingga salam tanpa pemaknaan.
Tidak ada salahnya, menanamkan rasa takut terhadap Allah Swt. dengan memberikan pelajaran tentang surga dan neraka, dosa dan pahala, ancaman dan jaminan keamanan, tapi jangan lupa diiringi dengan kasih sayang Allah Swt. dibalik tegasnya, rahmat Allah lebih besar, ancaman dan dosa hanya sebagai pelecut agar seorang hamba taat dan mau menghindari.
Apa bukti bahwa Nabi Saw. mengajarkan dari segala pola kehidupan?
Self leadership, yang pertama mengenai memimpin diri sendiri yang kemudian ini akan berdampak banyak di luar diri kita. Menahan hawa nafsu, melatih diri untuk mandiri, ini sudah Nabi Saw. ajarkan pada kita bahkan sejak beliau masih masa kanak-kanak sebelum menjadi Nabi. Menggembala kambing, memisahkan diri ketika berada dalam kebingungan, tidak mengkhianati orang lain, berdagang dengan jujur, dan masih banyak lagi hingga akhirnya diangkat menjadi Nabi Saw. yang akhirnya menunjukkan dengan jelas kesempurnaan akhlak beliau.
Ayat yang paling terkenal tentang Nabi Saw. di Alquran adalah bahwa Nabi Saw. diciptakan sebagai uswatun hasanah, sebaik-baiknya contoh, bagi siapa pun! Mau dia beragama Islam atau tidak. Ini juga merupakan salah satu kehebatan dari Nabi Muhammad Saw. tidak hanya menjadi cahaya bagi umat Islam, tapi juga seluruh umat, tergantung mau mengambil cahayanya sebanyak apa.
Dalam soal kepemimpinan, Nabi Muhammad Saw. tidak diragukan lagi, ketika seseorang sudah berhasil istiqomah memimpin dirinya sendiri, maka dipastikan ia dapat dipercaya untuk memimpin orang lain atau sebuah kelompok. Nabi Saw. tidak hanya sebagai panglima perang, tapi juga sebagai pemimpin masyarakat bahkan umat hingga akhir zaman, bayangkan! Sebanyak manusia yang beliau pimpin dengan berbagai macam sifat, karakter, kekurangan dan lain lainnya, saya sampai merinding membayangkan kehebatan dan keluarbiasaan beliau.
Soal kemanusiaan? Beliau memiliki sifat unconditional love yang sulit untuk kita miliki di zaman ini. Cinta tak bersyarat, mencintai tanpa sebab, pamrih, baik itu orang yang menyukai beliau atau membencinya. Memujinya atau melaknatnya. Memberinya atau menolaknya. Menerima atau mengusirnya. Cinta seperti ini hanya dimiliki oleh jiwa-jiwa yang bervibrasi tinggi, mencapai tingkat ketuhanan yang tinggi, saya yakin, vibrasi energi Nabi Muhammad Saw. itu sudah paling puncaknya. Bagaimana tidak? Ketika Bani Thaif mengusir sosok indah ini dari daerah Yastrib, bukannya memakai kesempatan meminta hukuman bagi mereka yang ditawarkan oleh malaikat Allah Swt, tapi justru beliau mendoakan anak keturunan Bani Thaif akan menjadi orang yang taat dan buminya subur.
Doanya pun terkabul!
Ketika beliau diludahi oleh seorang kafir, beberapa kali setiap kali melewati sebuah jalan, pada suatu ketika tidak ada yang meludahinya, beliau mencari orang tersebut, dikabarkan si kafir sakit, dan tahu apa yang beliau lakukan? Beliau jenguk kafir itu, didoakannya. Hingga kafir itu akhirnya menerima Islam dan bersyahadat.
Dilempari kotoran unta, diejek, dihina, hingga akan dibunuh, tidak ada beliau membenci dan melakukan perang hanya ketika Allah Swt. perintahkan, jika musuh memohon ampun, beliau ampuni, jika kafir tidak mengganggu beliau sayangi.
Aih ... Rasulku ... hati seperti apa yang engkau miliki.
Aku benar benar menulis sambil berlinang sedikit.
Apalagi? Perihal kesehatan mental?
Ujian yang Allah Swt berikan pada Rasul tidak perlu dipertanyakan lagi soal tingkat kesulitannya, bahkan semua masalah umat di zaman dulu sampai sekarang itu sudah Nabi Saw. alami dan beliau memberikan contoh untuk menghadapi masalah tersebut. Dengan ujian yang sehebat itu, mental Nabi Saw. pasti kuat dan mumpuni. Tumbuh besar sebagai seorang anak yatim piatu, saat dewasa ditinggal oleh paman dan istri tercinta, saat berdakwah dilempari kotoran oleh musuh, dikejar musuh, ditolak, kelaparan, tidak memiliki harta karena langsung beliau berikan pada yang membutuhkan, dengan keadaan seperti itu, hingga akhir hayatnya, Rasulullah Saw. tetap mengurusi umatnya demi masa depan umatnya pula.
Kita? Cobaan sedikit, kesal sedikit, sedih sedikit sudah marah-marah, menyalahkan banyak pihak, lupa mengintropeksi diri sendiri. Padahal jika memiliki ilmu tauhid, maka ia tahu bahwa semua masalah yang dihadirkan padanya adalah kehendak Allah Swt. dan Allah ingin mengajarkan suatu hal pada kita. Tapi seringnya kita terlalu buru buru menanggapi.
Kehidupan bermasyarakat? Baik di lingkungan pekerjaan atau pertemanan, beliau sudah mencontohkan banyak hal. Bagaimana cara bekerja yang baik, bagaimana agar menjadi teman yang baik yakni, tidak saling mencela, tidak mengejek, tidak memberi panggilan buruk, amanah menanyakan temannya ketika temannya tidak hadir, rendah hati, saling membantu bahkan Nabi Saw. bergurau dengan para sahabat dan tetangganya dengan sangat baik.
Sebagai orang tua? Sudah jauh jauh berabad-abad lalu Rasulullah Saw. mengajarkan cara mendidik anak-anak kita, berlemah lembut pada mereka, cara menegur dan berbicara dengan mereka, di setiap umurnya selang setiap tujuh tahun sudah Nabi Saw. berikan contoh mendidiknya.
Sebagai anak? Walaupun Nabi Saw. adalah seorang yatim, bukan berarti beliau tidak dapat mencontohkan pada kita bagaimana seharusnya sikap seorang anak pada orang tuanya, yakni taat dan berbakti selama tidak bertentangan dengan hukum Allah, berlemah lembut dalam berbicara, tidak memandangnya dengan sinis dan masih banyak lagi.
Pasangan? Atau berkeluarga? Rasulullah Saw. sudah ajarkan bagaimana menjadi pasangan yang baik, memanjakan pasangan, memahami, berlemah lembut dan masih banyak lagi juga.
Segala aspek telah Rasulullah Saw. ajarkan pada kita, tinggal kita yang mau atau tidak mempelajarinya, mau atau tidak melakukannya, mau atau tidak mengamalkannya dengan niat mencontoh Rasulullah Saw.
Doa doa juga merupakan bentuk afirmasi positif, cara berpikir positif juga sudah Rasulullah Saw. arahkan. Maka, jangan memenjarakan Rasulullah Saw. lagi.
Beliau adalah cahaya, bergerak bebas untuk menyinari seluruh dunia, seluruh aspek kehidupan kita, untuk apa memenjarakan yang tidak dapat dipenjarakan? Untuk apa memenjarakan cahaya yang tetap bisa keluar?
Yang membuat kita tidak dapat melihat Rasulullah Saw. dalam kehidupan sehari-hari setiap detik adalah ego kita, nafsu kita yang masih mencintai dunia. Maka, hapuslah kotoran hatimu perlahan-lahan mulailah pelan pelan menapaki jalan setapak indah menuju cara Rasulullah Saw. hidup.
Kita tak sempurna, tapi kita bisa menirukannya, sedikit atau banyak!
Selamat Merayakan Maulid Nabi Muhammad Saw. Lihatlah! Bahkan tidak hanya bulan ini, di mana pun kamu duduk di majelis, menyebut nama Rasul, membaca maulid untuknya, maka ia hadir untukmu, tersenyum, walaupun dirimu penuh dengan dosa kesalahan tak terhingga.
Komentar
Posting Komentar