Langsung ke konten utama

Growth Mindset: Pengalaman Buruk di Masa Lalu sebagai Pupuk Penyubur di Masa Sekarang dan Masa Depan!

Bismillahirrahmanirrahim

Allahumma sholli ‘alaa sayyidinaa Muhammad wa ‘alaa aali sayyidina Muhammad.

Assalamu’alaikum teman teman :D!

Zudah lama rasanya saya tidak cerewet di laman blog heuheuheu

---

Hidup ga selalu indah!

Iya bener, hidup itu hampir setiap detik meliputi hal yang kita sukai atau hal yang tidak kita sukai. Setelah mendapatkan hal yang kita sukai, kemungkinan setelahnya kita mendapati hal yang tidak kita sukai. Atau sebaliknya, setelah mendapatkan hal yang tidak kita sukai, kemungkinan kita mendapatkan hal yang kita sukai.

Dua-duanya membuat setiap detik hidup terasa lebih lama atau singkat. Seolah Allah lebih suka kita menderita dibanding kita tersenyum bahagia di dunia.

Tapi, apa sih yang mau kita pertahankan di dunia, senyuman itu sementara, begitu juga kesedihan. Allah menciptakan semua makhlukNya bersifat come and go. Bukan untuk bertahan, menetap, apalagi kekal. Impossible.

Keduanya sebenarnya menjadi sama sifatnya, menjadi sama rasanya, ketika kita bersyukur atas keduanya. Dan, kadar bersyukurnya pun sama, terhadap kebahagiaan maupun penderitaan atau kesedihan.

Tapi tahu tidak? Apa yang dapat membuat rasa dari kedua hal yang bertentangan itu menjadi sama?

Yup! Ketenangan! When you know your God, you know yourself! Atau sebaliknya.

Eum... mengenal diri sendiri pun harus mengenal Allah. Kita yang lemah, ga tahu apa apa, disebutnya dho’if ya? Harus sadar diri bahwa Allah, Mahakuat, Mahatahu. Allah tahu apa yang terbaik untuk kita kita ini, wong Allah sing ciptain kita kok, malah ngatur ngatur apalagi sok tahu soal kebaikan untuk diri kita sendiri.

Growth mindset! Pola pikir, konsep berpikir yang berkembang, tidak stagnan, inovatif, bersifat inisiatif itu wajib adanya, dalam tanda kutip, bagi Ailsa pribadi heuheu... mungkin beberapa orang ada yang mempertahankan benteng benteng tanpa melakukan ‘ekspansi’ pemahaman, pola pikir yang itu bahkan lebih asyik, karena menantang diri sendiri.

Eum... maksudku... melawan energi negatif dari dalam diri itu seru. Serunya itu kadang sampai kayak babak belur secara batin. Capek, tapi seneng. Heuheuheu...

Dawuh alim ulama kita itu, kalau kita lelah, tapi senang, berarti ada di jalan yang benar :D. So, apakah sudah ada di jalan yang benar?

---

Oghe! Kembali ke Growth Mindset!

Siapa yang masa lalunya menyedihkan? Korban bullying misal, atau korban abuse pengabaian dan lain lain? Sedih ya? Iya sedih banget, i know what you feel, bro. Itu sangat menyakitkan dan buat efek yang cukup/sangat menyulitkan di kemudian hari atau di masa sekarang. Salah satunya, trust issue dan innerchild.

Saya bukan alumni jurusan Psikologi sih, tapi suka baca baca perihal mental health, tumbuh kembang anak, yang selalu saya intervensi dengan deep thinking mengenai agama, termasuk mengenal diri sendiri. Kemungkinan masuk tasawuf.

Kamu tahu? Apa pun kejadian yang menimpamu di masa lalu atau masa sekarang itu semua tidak lain tidak bukan merupakan benar-benar af’al Allah dan Allah mau kasih ‘sesuatu’ untuk kamu. Kalo Ailsa, memahaminya, Allah sedang membimbingmu untuk menjadi insan yang ‘ulul Albab. Berpikir mendalam.

---

Oke kita lanjutin, sampai mana tadi? Sampai 'Allah sedang membimbingmu untuk menjadi insan yang ‘ulul albab. Berpikir mendalam.

Jika kita pikirkan lagi, kejadian masa lalu yang mungkin dulu membuat kita ingin menyerah dalam hidup, dalam sisi agama, sebenarnya hal tersebut hendak membawa kita menuju Allah.

Begini-begini. Ada satu syair Maulana Rumi yang membuat hatiku yang awalnya hancur karena bekas bekas tamparan dunia, kembali utuh walau sedikit ada reruntuhan yang tidak dapat dikembalikan lagi.

Patah hati itu pintu masuknya cahaya.

Kira kira seperti itu syairnya. Maulana Rumi memiliki banyak sajak cinta yang maknanya sangat mendalam. Tapi benarlah, patah hati yang kita alami karena manusia, itu adalah pintu awal masuknya cahaya Allah. Pintu awal Allah sedang memanggil kita.

Sebenarnya, setiap kejadian menyedihkan adalah bermaksud agar kita kembali pada Allah.

Hatimu patah karena sebuah pengharapan terhadap manusia yang tidak terkabulkan, atau dalam kata lain, harapan itu tidak terealisasikan dalam bentuk nyata, bagimu. Akhirnya kamu terbungkus dalam sakit hati yang sangat dalam, patah yang sepatah patahnya.

Hal tersebut, bukan untuk membuatmu menyalahkan takdir atau kehendak Allah. Tapi Allah ingin membuatmu sadar, bahwa hanya Dia yang pantas kamu harapkan. Hanya Dia yang mengabulkan segala harapanmu, baik dalam wujud yang sama atau wujud yang berbeda.

Masa lalu buruk, mengenai korban bullying, abuse dan lain sebagainya, itu merupakan nyata bahwa Allah yang dapat menerima dirimu apa adanya, Dia yang tidak akan mengabaikan dirimu, seburuk apa pun dirimu, sesalah apa pun perbuatanmu.

Allah selalu berbicara pada kita, hanya saja kita yang terhijab dunia ini tidak memahami bahasaNya. Hati kita terlalu kotor untuk memahami bahasa itu, bisikan itu dan kasih sayang itu.

Sebagai korban bullying dan abuse di masa lalu, saya juga ada timing benar benar mental down, bahkan ingin bunuh diri. Tapi, itulah pentingnya memiliki ikatan dengan guru, teman teman yang baik, terlebih lagi ilmu mengenal Allah sedikit atau banyak.

Kalau teman teman pernah memiliki atau sedang memiliki pikiran untuk mengakhiri hidup, Ailsa katakan, Ailsa paham apa yang kamu rasakan, dan... jangan langsung bertindak. Kamu bisa memberikan waktu untuk dirimu berpikir. Tenanglah, Allah tidak akan mengabaikanmu.

Masa lalu yang buruk itu atau menyakitkan adalah yang membuatmu kuat sampai sekarang loh. Kalau kamu mau, masa lalu yang menyakitkan menyadarkanmu atau mengajarkanmu untuk tidak menyakiti siapa pun.

Karena untuk menyembuhkan luka bukan dengan membalas dendam, tapi dengan memiliki cita cita bahwa di masa sekarang hingga masa depan kamu tidak akan melakukan hal yang menyakiti orang lain.

Kalau ailsa pribadi, berpikir bahwa menjaga hati manusia semaksimal mungkin adalah tanggungjawab ailsa selama hidup.

---

So, ada statement dari salah satu ulama yang dikenal dan digandrungi umat, yup! Imamul-Ghazali, pengarang kitab yang sangat terkenal Ihya’ ulumuddin, berdawuh:

Untuk mendapatkan apa yang kamu suka, kamu harus mendapatkan apa yang kamu tidak suka.

Untuk merasakan sehat, maka haruslah terkuras banyak biaya atau bekerja keras sewajarnya agar bisa mengonsumsi makanan bergizi sesuai kebutuhan tubuh. Untuk sembuh dari sakit haruslah menjalani ikhtiar berupa minum obat pahit, atau disuntik pegawai kesehatan. Untuk mendapatkan badan yang ideal, maka usahanya adalah kamu harus makan yang benar dan berolahraga secukupnya.

Semua ada jalan. Semua memiliki jalan untuk menuju apa yang dia suka. Hanya saja terkadang kita harus melewati hutan belantara yang menyeramkan, besar kemungkinan disantap hewan buas. Atau harus menyebrangi lautan, yang kemungkinan tenggelam atau dimakan megalodon (megalodon masih ada? Heuheu) itu masih sangat besar. Dan banyak hal lainnya!

Memiliki pola pikir yang baik, maka kamu harus berada di lingkungan yang baik, pendidikan yang baik, pergaulan yang baik, bahkan makanan yang baik.

Growth mindset tidak hanya tentang pengaruh dari open minded perihal zaman kekinian, tapi juga tahu bahwa hukum Allah, alQuran, al-sunnah itu selalu sesuai dengan zaman, kalau kita mau mempelajarinya.

Baik buruk, indah jelek, itu semua adalah hanya tolak ukur manusia, jika cara pandangmu memakai tauhid dan tasawuf, maka semua akan ternilai baik menurut Allah dan cara berpikirmu pun akan baik pula.

Selamat berkembang dan berpikir dengan baik! :D

Teruslah belajar, karena belajar adalah dari kamu lahir sampai ke liang lahat!

Kalau kamu memiliki harta, maka kamu yang menjaganya

Maka, kalau kamu memiliki ilmu, ilmu itu yang akan menjagamu, makanya kamu tenang.

Demikian pupuk supaya kita bertumbuh adalah masa masa buruk yang kita lalui :D

Semangat dan jangan putus asa!

Wassalamu’alaikum wa rahmatullahi ta’ala wa barakaatuh.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nabi Muhammad Saw. Dipenjarakan

"Bagaimana bisa sebuah cahaya dipenjarakan? ia bergerak bebas memberikan cahaya di tempat yang gelap. Kalau pun dikurung dalam sebuah ruangan, maka cahaya itu akan keluar juga melalui celah-celah terkecil". - Penulis Nabi Muhammad Saw. pemimpin umat dunia dan akhirat, nabi yang diyakini oleh umat Islam, nabi yang akan memberi syafaat di akhirat kelak, nabi yang merupakan kekasih Allah Swt. Nabi Muhammad Saw. dan agama Islam adalah dua hal yang tidak dapat dielakkan, begitu juga Nabi Muhammad Saw. dengan kita, dunia dan segala sisi kehidupan. Tapi mengapa masih banyak yang memenjarakan nabi kita tersayang? Seolah olah ruang lingkup Nabi Saw. hanyalah masjid dan ibadah ibadah yang mahdhoh . Layakkah? Sosok yang sempurna itu ruang geraknya dibatasi? Bahkan di luar angkasa pun, di luar bumi ini, Nabi Muhammad Saw. tetap berlaku perilaku lahir dan batinnya untuk diterapkan. Padahal, Nabi Muhammad Saw. mengajarkan cara beribadah ritual yang diajarkan syariat, juga menga...

Jalan-jalan Ala Rasulullah

"Mahasuci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya..." (QS. Al-Isra' : 1) Assalamu'alaikum wa Rahmatullahi ta'ala wa barakaatuh, temen temen! Apapun yang membahas mengenai Rasulullah shalallahu alaihi wa salam, itu selalu menyenangkan ya sahabat! Salah satunya adalah mengenai Isra' wal-Mi'raj Baginda kita ini. Guru saya pernah berkata, "Rasulullah itu, hendak engkau beberapa kali membahas yang sama tentang beliau, engkau akan selalu menemukan hal baru dan pelajaran baru dari dirinya." Mengenai potongan ayat di atas, ada hal unik yang dapat kita telaah temen temen. Salah satunya, Kalam Allah yang menyebutkan ' mahasuci'. Ada dua hikmah yang dapat kita ambil dari kata ' mahasuci' tersebut sahabat, Yang pertama, Allah Ta'ala menyatakan ke-Mahasuci-an asma-Nya dengan firman-Nya " Subhaana" , agar manusia mengakui kesucian-Nya, dari sifat-sifat yang tidak layak dan meyakini sifat-sifat ke-agungan-Nya yang ti...