Langsung ke konten utama

Hagia Sophia, Kebijaksanaan Suci yang Dijaga

Beliau turun dari kuda tunggangannya, lalu bersujud menghadap kiblat. Beliau juga menaburkan tanah ke atas kepalanya. Itulah perlambang kerendahan hati seorang hamba atas Kemahakuasaan Allah Ta'ala. — Dalam buku Hagia Sophia: A History

Assalamualaikum temen temen!

Sudah dua bulan saya tidak nulis. Ada banyak kegiatan, sebenarnya satu, tapi untuk menyelesaikannya perlu beberapa kegiatan.

Hari ini kita bahas Hagia Sophia sedikit yuk! Selamat membaca 😉😉😉

Siapa yang tidak tahu Hagia Sophia? Kebijaksanaan Suci yang pada tanggal 24 Juli lalu telah disahkan oleh Presiden Turki—Reccep Tayyip Erdogan—sebagai masjid, kembali. Yup! Bangunan peninggalan budaya Romawi Timur yang juga sekaligus menjadi ikon dari kebudayaan Romawi Timur (Byzantium) tersebut, memang sudah mengalami beberapa kali perubahan status, kalau saya tidak salah ada empat kali perubahan, yakni: Gereja➡️masjid➡️museum➡️dan akhirnya masjid lagi hingga hari ini.

Mengapa begitu banyak terjadi perubahan? Tentunya tidak terlepas dari sejarah dan jatuh bangunnya kerajaan Kristen dan Kerajaan Islam. Menjadi museum pada zaman kekuasaan pemimpin sekuler di Turki, yakni siapa yang tak kenal dengan Mustafa Kemal Ataturk? Yup! Dia adalah yang mengubah fungsi Hagia Sophia yang sebelumnya berupa masjid menjadi museum sekitar tahun 1935M.

Kawan.. jangan lupakan sejarah yaa.. karena dari sejarah kita bisa mendapatkan banyak hal! Dan saya yang dulu terkantuk kantuk setiap mata pelajaran sejarah di Sekolah Menengah Atas (SMA) kini sangat senang membaca sejarah karena beberapa hal. Salah satunya, Islam begitu hebat dan saya bangga menjadi muslim.

Seperti biasanya, tidak akan terlepas dari Islam mengenai tulisan ini. Walaupun pembangunan Hagia Sophia tidak dibangun oleh seorang muslim, namun umat muslim adalah yang termasuk menjaga peninggalan kebudayaan yang sudah berdiri kurang lebih dari 14 abad yang lalu ini.

Baiklah! Kembali ke sejarah!

Lalu apa yang membuat Hagia Sophia menjadi banyak berubah statusnya, setiap kali pergantian kekuasaan yang berhasil menguasai Konstantinopel saat itu?

Selama saya membaca dan mendengar berbagai literatur maupun penjelasan, perebutan kekuasaan memang selalu diiringi dengan penyebaran agama yang dianut oleh yang berhasil menguasai daerah tersebut. Jadi, ada beberapa bangunan yang juga dijadikan sebagai media dakwah dari agama yang dianut oleh yang menang. Dan Islam? Tetap seperti itu, tanpa memaksakan keyakinan, yang berbeda akan tetap dijaga selama mereka tidak menyalakan api. Hal ini sudah sangat kita kenal dan dapat kita ketahui bahkan dari zaman Rasulullah dapat memimpin kota Madinah, di mana Rasulullah tidak memaksakan kaum Yahudi dan Nasrani di kota Madinah untuk memeluk Islam.

Damai~

Sebagai informasi, mengapa saya katakan Konstantinopel? Sedangkan pada paragraf sebelumnya saya mengatakan Byzantium?

Begini sahabat, jadi Konstantinopel itu adalah Byzantium, mengapa demikian? Dikarenakan, sekitar enam abad sebelum Masehi (SM), penduduk asal Megara, Yunani, telah mendirikan koloni di Istanbul. Nah, mereka menamakan daerah tersebut adalah Byzantion, seturun dengan nama pemimpinnya, Byzas. Beratus tahun kemudian, Imperium (kerajaan) Romawi dapat menguasai Yunani dan sekitarnya, termasuk Anatolia (Turki).

Lalu, kaisar Konstantinus Agung (Constantine the Great) membangun Byzantion agar menyerupai ibu kota kerajaannya, Roma di Italia. Perhatikan baik-baik, ia membangun Byzantion agar menyerupai ibu kota kerajaannya. Nah, pada tahun 330, ia memindahkan pusat kekuasaannya ke Byzantion. Kota yang terletak di pinggiran Selat Bosphorus itu pun diberi nama Constantinopolis, yang artinya kota Konstantinus.

Nama tersebut (Constantinopolis) terus melekat hingga berabad-abad kemudian. Bahkan, kekhalifahan Turki Utsmaniyah, yang berhasil merebut kota itu pada tahun 1453, tetap mempertahankan sebutan Konstantinopel. Pelafalannya memang sedikit berbeda, karena menggunakan pelafalan bahasa Turki, Konstantiniyye.

Oke! Kita lanjut!

Konstantinopel merupakan daerah yang strategis sahabat, dan juga dikenal dengan benteng pertahanan yang kuat. Ini dibuktikan dengan sejarah yang menyatakan bahwa pada abad pertengahan, inilah kota yang amat sukar ditembus pertahanannya di seluruh Mediterania. Pada masa kepemimpinan Konstantinus Agung, benteng sepanjang 2,8 km dibangun untuk melindungi kota tersebut. Dan hal tersebut pun turut diikuti oleh kaisar-kaisar sesudahnya, seiring dengan meluasnya wilayah kekuasaan.

Saat Konstantinus Agung meninggal, anak-anaknya memperebutkan kekuasaan. Hingga akhirnya, pada masa Theodosius I sebagai kaisar Romawi terakhir, ia mampu menyatukan seluruh wilayah Imperium. Kekuasaannya berlangsung pada 379 - 395. Namun, sesudah kematiannya, Romawi justru terbelah menjadi dua. Barat dan Timur.

Romawi Barat dikenal dengan Roma, sedangkan Romawi Timur adalah Konstantinopel. Nah, awalnya pertama berpusat di Roma, namun lama kelamaan Roma mengalami keruntuhan akibat meletusnya Perang Goth (376 - 382) dan Serangan suku Bar-bar. Keruntuhan tersebut terjadi pada abad ke lima. Hingga hanya tersisa Romawi Timur atau Konstantinopel sebagai pewaris Imperium Romawi.

Sebagai informasi, penamaan Romawi Timur timbul belakangan, karena pada saat itu masyarakat menyebut negeri mereka hanya dengan Imperium Romawi, tanpa embel-embel Barat, Timur, atau Byzantium. Barulah pada abad ke-16 atau 100 tahun setelah Sultan Mehmed II berhasil menguasai Konstantinopel, barulah sejarawan mengistilahkan Romawi Timur sebagai Byzantium (merujuk pada Byzantion, nama semula Konstantinopel).

Nah sahabat, cikal bakal dari bangunan megah ini adalah pada 23 Februari 532, setelah beberapa pekan terjadi kerusuhan karena penolak atas beleid (kebijaksanaan) pajak yang dimaklumkan oleh Kaisar Yustinianus (Justinian) I. Justinian I berinisiatif membangun katedral baru demi mengganti tempat ibadah yang sudah luluh lantak. Justinian I hendak mendirikan gereja yang amat megah daripada gereja manapun yang ada di seluruh Romawi Timur.

Sebagai informasi, sebelumnya sudah ada dua gereja yang didirikan oleh penguasa pada zamannya, yakni sebelumnya dari Kaisar Konstantinus II membangun gereja besar (Magna Ecclesia) di Konstantinopel pada 360. Magna Ecclesia dibangun dengan menggunakan bahan dasar kayu. Namun ketika ibu kota dilanda kerusuhan, bangunan ini pun ikut rata dengan tanah. Kaisar berikutnya, yakni Theodosius II, membangun kembali sebuah gereja besar pada 415. Kali ini fondasinya lebih kuat, yakni dari batu marmer besar. Namun eksistensinya juga tidak bertahan lama, dikarenakan pada tahun 532 masyarakat Konstantinopel menolak beleid pajak yang dimaklumkan sehingga membuat separuh kota hancur lebur termasuk pula gereja yang dibangun Theodosius II itu, meski masih ada sisa-sisa artefak yang dapat dijumpai hingga kini.

Dan gereja yang dibangun Justinian I adalah gereja ketiga yang menjadi cikal bakal Hagia Sophia.

Dan ternyata setelah dibangun kompleks Hagia Sophia, bangunan ini berhasil menjadi gereja terbesar di dunia selama nyaris seribu tahun sejak dibangunnya.

Hingga pada tahun 1451, bersamaan dengan naiknya takhta Sultan Mehmed II. Dalam beberapa tahun ia berupaya terus untuk melemahkan basis pertahanan Konstantinopel. Puncaknya, murid Syaikh Syamsuddin itu memimpin tidak kurang dari 250 ribu orang prajurit pada 26 Rabiul Awwal 857H, yakni setara dengan 6 April 1453M.

Kala itu sang raja masih berumur belia, 21 tahun. Ia menyeru kepada penguasa Konstantinopel agar menyerahkan kota dengan jalan damai, namun tawaran itu ditolak oleh penguasa Konstantinopel, karena merasa yakin akan ketangguhan dari benteng-bentengnya. Hingga keesokan harinya, serangan pertama dilancarakan Sultan Mehmed II. Artileri (pasukan tentara) Byzantium tidak sanggup untuk membalas tembakan meriam-meriam Utsmaniyah.

Pada 29 Mei 1453, sekitar pukul satu, lagi, serangan utama akhirnya dilakukan. Sultan Mehmed II memerintahkan pasukannya untuk terus mengumandangkan takbir dan tahlil. Pasukan Muslimin pun akhirnya dapat menembus Konstantinopel melalui Gerbang Edirne.

Dan apakah kalian tahu sahabat? Sudah ratusan tahun dimulai sejak Byzantium berhasil ditaklukan, Rasulullah telah bersabda mengenai hal ini, berikut sabda yang membuktikan nubuat yang dimiliki Rasulullah Saw. adalah nyata

Dari Abdullah bin Amr bin al-Ash, ia berkata, "Suatu ketika kami sedang menulis di sekeliling Rasulullah Saw. Kemudian beliau ditanya tentang yang mana dari kedua kota berikut yang akan dibebaskan terlebih dahulu oleh Muslimin, Konstantinopel ataukah Roma?" Rasulullah Saw. Pun menjawab, "Kota Heraklius akan dibebaskan terlebih dahulu." Maksudnya adalah Konstantinopel. (HR. Ahmad)

Dalam kesempatan yang lain, Nabi Muhammad Saw. Juga bersabda, "Konstantinopel benar-benar akan ditaklukan. Sebaik-baik Amir adalah Amir yang memimpin penaklukannya, dan sebaik-baik tentara adalah yang menaklukkannya." (HR. Bukhari)

Dan sahabat! Dikarenakan kedua hadis ini, maka banyak kalangan penguasa muslim pada zamannya yang berusaha untuk menjadi sebaik-baik Amir tersebut. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:

1️⃣ Upaya paling awal untuk menaklukkan Konstantinopel adalah pada masa Khalifah Mu'awiyah bin Abu Sufyan. Sang penguasa pertama Dinasti Umayyah ini memimpin misi militer pada tahun 674 hingga 678, namun gagal dan justru mengangkat Kekaisaran Byzantium, khususnya masyarakat Barat.

2️⃣ Yang kedua yakni dilakukan oleh penguasa Dinasti Abbasiyah yang berhasil menggeser kekuatan Dinasti Umayyah pada pertengahan abad kedelapan. Harun Al Rasyid pada tahun 782 memimpin pasukannya untuk mengahlau kekuatan Byzantium hingga sekitar Selat Bosphorus. Namun sayangnya, ia dan bala tentaranya tidak sampai menyeberangi perairan itu untuk mencapai kota Konstantinopel karena kekurangan armada perahu. Tentu gagal.

3️⃣ Jatuhnya Baghdad pada abad ke 13 melemahkan Abbasiyah, dan upaya merebut Konstantinopel dilanjutkan oleh dinast-dinasti kecil di Anatolia, khususnya Seljuk. Dan gagal. Karena kota yang telah dikepung itu pun mendapat bantuan dari Eropa.

Hingga akhirnya perjuangan keempat lah yang berhasil menaklukkan Konstantinopel. Oleh Sultah Mehmed II, yang kita kenal dengan Sultan Muhammad Al Fatih. Ya.. beliau adalah salah satu tokoh Islam favorit saya hihi🤭🤭🤭. Saya akan cari tahu tentang beliau lebih banyak lagi, dan kalau bisa berbagi saya akan berbagi pada kalian lain waktu.

Oke lanjut. Nah.. di sinilah sahabat, semenjak Sultan Mehmed II berhasil menaklukkan Konstantinopel, ia akhirnya diberi gelar Al Fatih. Mehmed dalam kata lain adalah Muhammad ya ☺️☺️☺️

Lalu, bagaimana keadaan Hagia Sophia setelah Konstantinopel dikuasai oleh Islam?

Tenang, Hagia Sophia tetap aman dalam kekuasaan kaum Muslimin.

Perlu kalian ketahui! Hagia Sophia adalah bangunan pertama yang disambangi oleh Sultan Muhammad Al Fatih kita 😍. Beliau didampingi sejumlah pasukan khusus (janissary), dan beliau terpesona bangunan megah tersebut.

Ada dua perilaku menarik yang membuat saya menangis saat membaca referensi. Yang pertama, saat Sultan Muhammad Al Fatih terkagum dengan bangunan yang berdiri dari abad ke enam tersebut, beliau turun dari kuda tunggangannya, lalu beliau bersujud menghadap kiblat. Beliau mengucapkan syukur ke hadirat Allah Ta'ala, atas izin-Nya, dirinya menjadi pemimpin yang telah diramalkan Rasulullah Saw :")) berabad-abad yang lalu. Dalam keadaan demikian, sang sultan menaburkan sengenggam tanah ke atas kepalanya. Itulah perlambang kerendahan hati manusia di hadapan Kemahakuasaan Allah Ta'ala. Allah😭. Hal ini diungkapkan dalam buku Hagia Sophia: A History.

Yang kedua dan saat ia beliau memasuki ruangan bangunan Kebijaksanaan Suci itu, terlihat pada pendeta masih tampak ketakutan di pojok ruangan. Lalu kalian tahu apa yang beliau lakukan? Beliau mempersilahkan para pendeta itu keluar dengan damai :")). Keselamatan mereka dijamin sepenuhnya oleh sang penakluk Konstantinopel. Setelah itu ia menaklumkan status Hagia Sophia. Bangunan itu tidak lagi sebagai gereja, namun sebagai masjid negara.

Keduanya adalah akhlak yang harus kita tiru, terutama bagi anak muda zaman sekarang. 21 tahun ngapain? Ngebucin? Jangan dong :")). Semoga kita adalah generasi muda yang taat ya.

Fungsi Hagia Sophia sebagai masjid tidak lantas memusnahkan berbagai ornamen kekristenan di sana. Sultan Al Fatih menerapkan kebijakan penuh toleransi. Ia membiarkan Hagia Sophia seperti apa adanya ketika masih menjadi gereja. Satu-satunya yang berubah ialah pembangunan menara di bagian eksterior bangunan utama, tepatnya di sisi Selatan. Setelah era Al Fatih berakhir, barulah berbagai modifikasi diterapkan agar Hagia Sophia lebih bercorak tempat ibadah umat Islam. Yakni Sultan Salim II (1566-1574), ia membangun dua menara tambahan. Ia juga mengubah bagian-bagian yang identik dengan kekristenan. Misalnya, tanda salib pada puncak kubah diubah menjadi hiasan bulan sabit. Selain itu tidak ada bagian bangunan yang dibongkar di era Salim II. Paling-paling hiasan berwujud manusia ditutupi agar nuansa bangunan ini selaras dengan ajaran Islam yang melarang gambar makhluk hidup di tempat salat. Lukisan-lukisan diturunkan serta lonceng dan altar juga dicopot. Sebagai gantinya, penguasa Utsmaniyah menggantinya dengan kaligrafi Islami, semisal lafaz Allah dan Nabi Muhammad Saw, serta para khulafa-ur Rasyidin.

Hingga memasuki abad ke-19, kekhalifahan Utsmaniyah kian melemah. Tidak hanya digempur dari eksternal, namun juga internal. Pempimpin sekuler Mustafa Kemal Ataturk memanfaatkan kondisi demikian. Dengan berbagai upaya, ia dan para pendukungnya akhirnya dapat mengakhir riwayat khilafah. Tepat pada 3 Maret 1924, Turki menjadi sebuah republik sekuler. Situasi ini juga mempengaruhi Istanbul—nama "baru" bagi Konstantinopel sejak abad modern.

Pada tahun 1935, Mustafa Kemal Ataturk mengubah status Hagia Sophia yang semula adalah masjid menjadi museum. Keputusan ini pun menyebabkan berbagai perubahan pada bangunan kuno tersebut. Dinding yang menunjukkan figur Kristen dibongkar, alhasil menunjukkan dengan jelas dan kontras atas dua agama yang berbeda.

Hingga menjelang akhir abad ke-20 peta perpolitikan di Turki berubah. Kubu Islam mulai mendapatkan tempat di arus besar. Nectemin Erbakan naik menjada oerdana menteri pada 1996-1997. Ia berasal dari partai politik berhaluan Islam.

Sebagai informasi, Nectemin Erbakan merupakan "guru politik" Recep Tayyip Erdogan. Ia mengikuti tarekat Naqsyabandiyah.

Namun, militer kemudian melakukan kudeta. Selepas kudeta tersebut, Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) pimpinan Erdogan naik daun dan bahkan memenangkan pemilihan umum tahun 2002. Hingga saat ini, mantan wali kota Istanbul itu menjadi penguasa Turki. Dalam suasana itulah berbagai dorongan untuk memulihkan fungsi Hagia Sophia sebagai masjid digaungkan.

Misal, pada 31 Mei 2015, puluhan ribu Muslimin Turki berdiri di luar bangunan tersebut. Mereka juga mendirikan salat Subuh yang dipimpin oleh Syaikh Abdullah Basfar. Dalam orasinya, massa meminta agar Hagia Sophia dipulihkan kembali fungsinya sebagai Masjid. 

Setelah 85 tahun menunggu, akhirnya Hagia Sophia kini telah diresmikan sebagai masjid kembali, sebagai hasil wakaf Sultan Mehmed II Al Fatih. Keputusan itu diambil pengadilan Turki yang membatalkan penggunaan Hagia Sophia sebagi museum.

Yang tak kalah mengagumkan, walau kini Hagia Sophia telah menjadi masjid, namun pemerintah Turki menegaskan bangunan bersejarah itu terbuka bagi pengunjung Ndari semua agama dan kalangan yang ingin mengunjunginya.

Hingga baru baru ini terdengar kabar bahwa Evangelos Papanikolaou, seorang pendeta Kristen Ortodoks Yunani, mengatakan "Ada yang berkata, 'daripada melihat mitra Latin, lebih baik melihat turban Turki'. Saya tidak ingin melihat keduanya. Tapi, jika terpaksa harus memilih, saya memilih Turki daripada orang Latin." Cukup dalam maknanya, dan aku sedikit meneteskan air mata saat membaca berita teraju tersebut di koran. Ah iya.. mungkin beberapa menganggap sedikit berlebihan jika aku menangis. Tapi ini benar benar mengharukan kawan, Islam begitu damai dan menjaga, semoga Allah selalu memantapkan kita di atas agama yang lurus ini. Aamiin yaa rabbal 'alaamiin.

Sebagai informasi pula nih, turban maupun mitra adalah penutup kepala. Turban adalah nama tutup kepala luas Turki (biasannya ini juga dikenakan oleh pemimpin mereka, turban terbuat dari kain kafan dan dililitkan di kepala si penguasa, dengan tujuan agar si penguasa amanah dan ingat akan kematiannya untuk mempertanggungjawabkan perilakunya selama menjadi pemimpin). Sedangkan mitra adalah tutup kepala mirip mahkota yang biasa dipakai para pemimpin gereja. Baik Gereja Katolik Latin yang berpusat di Vatikan, Gereja Ortodoks Timur, Gereja Anglikan, dan gereja-gereja lain di Suriah, Armenia, hingga Koptik Mesir (Gereja Katolik Timur).

Beliau mengatakan tersebut dikarenakan beberapa hal, yakni penghormatan (dari segi pakaian) pengunjung Hagia Sophia. Sebelum menjadi masjid kembali, Hagia Sophia yang disahkan menjadi museum tersebut didatangi oleh para turis lokal maupun internasional dengan pakaian yang tidak semuanya menutup aurat atau sopan. Namun setelah menjadi masjid, saat berkunjung ke Hagia Sophia, maka mereka harus memakai baju tertutup, minimal sopan. Dikarenakan apa? Sebelumnya itu adalah tempat Ibadah Kristen lalu menjadi tempat Ibadah Islam, lalu menjadi museum. Ada gambar dan tulisan yang dihormati dari dua agama tersebut. Dan juga beliau mengambil beberapa sample bukti bahwa saat Yunani diperintah Raja Otto I, yang justru memperlakukan Kristen Ortodoks Yunani secara tidak adil. Sedangkan, saat Turki Utsmani (Ottoman) menguasai Pula Kreta, orang Turki sama sekali tidak menutup satu pun gereja di sana dan semua orang bebas hidup berdasarkan keyakinannya. Namun saat wilayah tersebut direbut oleh Raja Otto I, justru banyak memerintahkan penutupan gereja, merampas peninggalannya yang berharga dan menjualnya untuk kepentingan pemerintah.

Bukankah Islam adalah agama cinta sahabat? Menguasa wilayah bukan berarti kepemimpinan Islam adalah memaksa rakyatnya untuk memeluk Islam. Itulah dakwah yang baik. Cukup tunjukkan sikap baikmu, tunjukkan lifestylenya Islam, dan mereka akan melembut.

Dan pernyataan Evangelos Papanikolaou pasti ada pro dan kontra.

Akhirul-kalam, sejarah mencatat, Ottoman memang menjaga dan merawat Hagia Sophia dengan baik. Pembangunan enam menara untuk azan di Hagia Sophia justru memperkuat struktur bangunan itu.

Dan kita tahu, saat semua masjid lain di seluruh dunia ditutup karena pandemi, Hagia Sophia tetap buka diiringi dengan keindahannya.

Selamat belajar dari sejarah kawan!
Jadilah generasi yang baik dalam berdakwah, akhlak lebih dilihat orang perkataan. Islam tidak pernah membenci siapapun, bahkan ketika Islam menguasai, itu sebenarnya cara melindungi.

Jangan lupa, kita berusaha meniru Sultan Muhammad Al Fatih, sang Amir terbaik, sang penakluk Konstantinopel yang telah disabdakan oleh Rasulullah Saw


Salam Agama Cinta


Ailsa Digna A

NB: Kawan-kawan kalau ada referensi lain. Boleh dong bagi bagi alamatnya 🤭🤭🤭

Referensi:

Koran Republika
Wikipedia


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nabi Muhammad Saw. Dipenjarakan

"Bagaimana bisa sebuah cahaya dipenjarakan? ia bergerak bebas memberikan cahaya di tempat yang gelap. Kalau pun dikurung dalam sebuah ruangan, maka cahaya itu akan keluar juga melalui celah-celah terkecil". - Penulis Nabi Muhammad Saw. pemimpin umat dunia dan akhirat, nabi yang diyakini oleh umat Islam, nabi yang akan memberi syafaat di akhirat kelak, nabi yang merupakan kekasih Allah Swt. Nabi Muhammad Saw. dan agama Islam adalah dua hal yang tidak dapat dielakkan, begitu juga Nabi Muhammad Saw. dengan kita, dunia dan segala sisi kehidupan. Tapi mengapa masih banyak yang memenjarakan nabi kita tersayang? Seolah olah ruang lingkup Nabi Saw. hanyalah masjid dan ibadah ibadah yang mahdhoh . Layakkah? Sosok yang sempurna itu ruang geraknya dibatasi? Bahkan di luar angkasa pun, di luar bumi ini, Nabi Muhammad Saw. tetap berlaku perilaku lahir dan batinnya untuk diterapkan. Padahal, Nabi Muhammad Saw. mengajarkan cara beribadah ritual yang diajarkan syariat, juga menga...

Jalan-jalan Ala Rasulullah

"Mahasuci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya..." (QS. Al-Isra' : 1) Assalamu'alaikum wa Rahmatullahi ta'ala wa barakaatuh, temen temen! Apapun yang membahas mengenai Rasulullah shalallahu alaihi wa salam, itu selalu menyenangkan ya sahabat! Salah satunya adalah mengenai Isra' wal-Mi'raj Baginda kita ini. Guru saya pernah berkata, "Rasulullah itu, hendak engkau beberapa kali membahas yang sama tentang beliau, engkau akan selalu menemukan hal baru dan pelajaran baru dari dirinya." Mengenai potongan ayat di atas, ada hal unik yang dapat kita telaah temen temen. Salah satunya, Kalam Allah yang menyebutkan ' mahasuci'. Ada dua hikmah yang dapat kita ambil dari kata ' mahasuci' tersebut sahabat, Yang pertama, Allah Ta'ala menyatakan ke-Mahasuci-an asma-Nya dengan firman-Nya " Subhaana" , agar manusia mengakui kesucian-Nya, dari sifat-sifat yang tidak layak dan meyakini sifat-sifat ke-agungan-Nya yang ti...

Growth Mindset: Pengalaman Buruk di Masa Lalu sebagai Pupuk Penyubur di Masa Sekarang dan Masa Depan!

Bismillahirrahmanirrahim Allahumma sholli ‘alaa sayyidinaa Muhammad wa ‘alaa aali sayyidina Muhammad. Assalamu’alaikum teman teman :D! Zudah lama rasanya saya tidak cerewet di laman blog heuheuheu --- Hidup ga selalu indah! Iya bener, hidup itu hampir setiap detik meliputi hal yang kita sukai atau hal yang tidak kita sukai. Setelah mendapatkan hal yang kita sukai, kemungkinan setelahnya kita mendapati hal yang tidak kita sukai. Atau sebaliknya, setelah mendapatkan hal yang tidak kita sukai, kemungkinan kita mendapatkan hal yang kita sukai. Dua-duanya membuat setiap detik hidup terasa lebih lama atau singkat. Seolah Allah lebih suka kita menderita dibanding kita tersenyum bahagia di dunia. Tapi, apa sih yang mau kita pertahankan di dunia, senyuman itu sementara, begitu juga kesedihan. Allah menciptakan semua makhlukNya bersifat come and go . Bukan untuk bertahan, menetap, apalagi kekal. Impossible . Keduanya sebenarnya menjadi sama sifatnya, menjadi sama rasanya, ketika kita ...