Beberapa cinta mungkin terulang, maksudku... aku mungkin bisa jatuh cinta lagi, walaupun diawali dengan ‘ayo kita coba’. Iya, aku pikir aku pelan pelan berani untuk membuka hati dan perlahan mempersilahkan seseorang untuk masuk. Cintaku mungkin cinta yang disengaja, tapi aku bukan tipe orang yang tidak tulus, aku tidak perlu menjelaskannya. Cinta disengaja yang aku pikir karena sudah kulihat beberapa kebaikan yang aku ketahui. Sayangnya, aku lupa Allah Mahatahu, sayangnya aku lupa keberadaan Allah, sementara. Mungkin itu yang sering kurasakan, Tuhan terkadang ‘menghilang’. Bukan, Allah bukan menghilang, memang dasar aku saja yang lalai hingga membuat hijab dengan Allah. Mana mungkin yang kekal hilang, itu mustahil!
Jatuh cinta terkadang menjadi hal yang membuat kita memilih untuk berhenti alergi akan kepercayaan dan kesetiaan. Namun, pada sisi lainnya, jatuh cinta menjadi alasan seseorang untuk berhenti mencintai orang lain. Menafikan dirinya bahwa dia membutuhkan orang lain, dalam artian pasangan, sebagai seorang yang mandiri.
Kisah cinta yang dimiliki manusia menjadi cara Allah untuk menyampaikan pendidikan, maksud mengenai apa tujuan dia hidup hingga bagaimana cara Allah mencintai hambaNya, bagaimana cara Allah merealisasikan kasih sayangNya.
Tapi, Bagaimana alegori cinta Allah kepada kita melalui seluruh kejadian yang kita alami? Baik pengalaman yang baik atau yang buruk.
Ada banyak kejadian yang menjadi cara Allah memberikan tarbiyah kepada hambaNya, salah satunya adalah jatuh cinta. Jatuh cinta kepada siapa pun, tidak harus lawan jenis, tapi semua seluk beluk, makhluk yang ada di dunia.
Alegori yang memiliki makna sebagai menerangkan suatu hal, baik gagasan, cita-cita, nilai kehidupan.
Pada paragraf sebelumnya, telah diberi bocoran salah satu cara yang Allah gunakan untuk memberi alegori ialah dengan kisah cinta yang dialami oleh seorang hamba.
Siapa yang belum pernah jatuh cinta?
Semua pernah jatuh cinta, sadar tidak sadar, bahkan sedari kecil. Bayi. Bayi atau anak kecil akan memiliki mainan kesukaan. Beranjak remaja mungkin akan mengenal lawan jenis dan tertarik. Mulai menyukai idola, hobi dan akhirnya memiliki cita,-cita yang mungkin bisa menjadi salah satu daftar tujuan hidup. Saat dewasa mulai bertemu lawan jenis, sahabat yang tepat hingga menikah dan memiliki anak. Itu semua akan menimbulkan jatuh cinta, secara sadar atau tidak sadar.
Hey! Jatuh cinta tidak hanya perihal lawan jenis! Tapi juga yang lainnya.
Terakhir, jatuh cinta paling indah adalah ketika kita mencintai Allah dan Rasulullah. Cinta yang pasti akan membawa kita pada kedamaian dan kebenaran dalam hidup. Ketenangan batin. Cinta yang membawa kita di atas jalan yang lurus, walaupun sebagai manusia biasa, terkadang kita menoleh, tertarik maksud kepada yang lain selain yang berada di hadapan kita. Allah.
Baiklah, kembali kepada alegori cinta Allah.
Kehilangan, patah hati, menjelaskan bahwa yang benar benar kekal hanya Allah, bergantung pada makhluk hanya akan berujung kerusakan atau kehancuran. Sebenarnya, bagi saya, patah hati adalah jalan terbaik untuk menerima cahaya Allah.
Seperti kata bijak penyair sufi:
“Patah hati adalah awal masuknya cahaya masuk ke dalam hati.”
Ibarat pintu atau patahan apa pun, secara gamblang dia akan membuka jalan untuk semua hal agar bisa melewati celah dari patahan tersebut.
Pernah dengar?
Yang dapat menyembuhkan patah hati (sakit karena cinta) hanyalah cinta.
Pembuktiannya?
Ketika hancur sehancur hancurnya, sebagai hamba yang akhirnya sadar akan kelemahan dirinya, hamba akan kembali pada Allah. Mengadu kepada Sang Pendidik.
Yah, mungkin sejak dahulu kala ada pula yang mengalihkan kerumitan hidupnya kepada makhluk. Tapi, lihatlah, ketika tidak ada semua makhluk yang dapat menolong, atau makhluk lain hanya semakin membuat hancur. Kita kembali pada salat, kembali pada sujud, kembali pada doa.
Cara Allah menegur itu keren dan lembut. Tegas dan jelas. Kalau kita tidak peka, akan Allah lebih perjelas lagi.
Ingat! Beberapa bukti dari cinta adalah perhatian, teguran.
Menangislah kuat kuat jika diri kita banyak nikmat tapi tidak pernah ditimpa musibah. Tidak usah menunjuk orang lain, diri kita sendiri.
Dari tulisan yang panjang dan banyak kurangnya ini, saya hanya menuangkan apa yang saya pikirkan. Bahwa apa pun kejadian yang diberikan Allah kepada kita, baik kesakitan atau kebaikan, baik yang kecewa atau memenuhi harapan, dapat membuat kita sadar bahwa Allah telah banyak berbicara pada kita mengenai cintaNya. Allah telah banyak mengungkapkan rasa cinta dan kasih sayangNya kepada hamba-hambaNya. Hanya saja, karena lemahnya hamba, kurang pekanya hamba, banyaknya hijab yang menghalangi hamba kepada Allah, menjadikan yang dilihat seorang hamba hanyalah alam, alam yang fana dan tidak memiliki daya upaya apa pun.
Selamat menerima surat cinta Allah ya!
Tarbiyah Allah adalah yang terbaik!
Jangan lupa berselawat!
Karena Rasulullah Saw adalah wujud nyata dari kasih sayang dan cinta Allah kepada seluruh hambaNya. rahmatan lil-‘aalamiin. Tidak hanya untuk manusia, namun juga seluruh makhluk hidup maupun tidak hidup.
Pelan pelan, mari kita pahami love language Allah yang keren.
Sekian terima kasih!
Wallahu ‘alam bisshowwab
Wassalamu’alaikum wa rahmatullahi ta’alaa wa barakaatuh
Ailsa Digna A
Komentar
Posting Komentar