Jalan menuju Tuhan itu sebanyak napas manusia. -- Unknown
Assalamu'alaikum semuanya!
Dengan rendah hati, Ailsa izin share tulisan ya, semoga manfaat!
•••
Dikatakan dalam kitab Maroqil Ubudiyah--karangan Syaikh Muhammad Nawawi al Jawi, yang merupakan syarh dari Kitab Bidayatul Hidayah karangan Imam Ghazali--bab Adab Di Antara Terbit Hingga Tergelincirnya Matahari, bahwa setelah terbitnya matahari, maka waktumu yang lebih dari itu ada empat keadaan:
1. Keadaan Pertama, yang paling utama adalah bila engkau gunakan waktumu untuk menuntut ilmu agama, bukan ilmu yang tidak berguna (ilmu sihir/nujum).
➡️ Orang alim menggunakan waktunya untuk mengajar dan mengarang.
➡️ Jika engkau orang awam, maka kehadiranmu di majelis pengajian dan ilmu lebih baik dari pada membaca wirid² dan mengerjakan salat sunah.
📨 Dalam hadis Abi Dzaar Ra., disebutkan bahwa menghadiri majelis dzikr lebih utama dari pada salat 1000 rakaat dan menghadiri 1000 jenazah serta menjenguk 1000 orang sakit.
➡️ Ilmu yang berguna adalah ...
✔️ilmu yang menambah rasa takutmu kepada Allah ta'ala
✔️dan menambah pengetahuan tentang ibadah kepada Tuhanmu,
✔️mengurangi keinginanmu terhadap dunia
✔️dan menambah kesukaanmu terhadap akhiratmu
✔️serta membuka mata hatimu terhadap cacat² dari amal²mu, hingga engkau bisa menghindarinya di samping membantumu untuk menempuh jalan akhirat, bila engkau belajar ilmu itu dengan tujuan tersebut.
✔️ ilmu itu bisa menunjukkanmu kepada kejahatan setan serta tipudayanya dan cara penyesatannya terhadap ulama yang buruk.
2. Keadaan Kedua, engkau sibukkan dirimu dengan wirid²; seperti dzikr, tasbih. membaca Alquran dan salat.
➡️ Semua itu derajat para ahli ibadah dan perilaku orang² salih.
➡️ Para sahabat ada yang wiridnya dalam sehari membaca 12.000/30.000 tasbih, ada yang wiridnya 300-600 rakaat bahkan 1000 rakaat.
Melihat dari macam dan banyaknya wirid tersebut, hendaklah pencari kebaikan melihat kepada hatinya.
📨 Wirid mana yang dilihatnya lebih berpengaruh dalam hatinya, hendaklah ia menekuninya.
Apabila ia jemu, maka hendaklah berpindah kepada wirid yg lain, jemu adalah tabiat manusia.
3. Keadaan Ketiga, hendaknya engkau sibukkan dirimu dengan sesuatu yang menimbulkan kebaikan bagi kaum muslimin dan memasukkan kegembiraan dalam hati orang² mukmin, dengan memenuhi hajat dan menolong mereka dalam kebajikan dan ketakwaan.
📨 Telah diriwayatkan dalam khabar, bahwa amalan yang paling utama adalah menimbulkan kegembiraan dalam hati orang² mukmin.
atau
kerjakanlah amal² baik bagi orang² salih; seperti mengabdi kepada para fuqaha dan orang² sufi serta ahli agama.
memberi makan kaum fakir miskin, menjenguk orang sakit, melayat jenazah dan mengantarkannya ke kuburan.
👉 Semua itu lebih utama dari pada salat sunah, karena merupakan ibadah dan mengandung manfaat bagi orang² muslim.
📌 Al Jailani berkata:
"Tidaklah aku sampai kepada Allah dengan salat malam dan puasa di siang hari, tetapi aku sampai kepada Allah dengan kemurahan hati, rendah hati dan hati bersih".
4. Keadaan Keempat, jika engkau tidak sanggup melakukan ketiga keadaan di atas, maka bekerjalah untuk memenuhi kebutuhanmu atau keluargamu.
📨 Karena bekerja juga termasuk ibadah dan wajib bagi umat Islam.
Wiridmu adalah memasuki pasar dan bekerja mencari nafkah.
👉 Kaum muslimin telah selamat darimu dan aman dari lisan serta tanganmu, dan selamat pula agamamu, karena engkau tidak melakukan pelanggaran.
Mencari nafkah dengan sifat ini adalah derajat yang paling sedikit dalam tingkatan² agama.
📌 Adapun bila engkau terus mencari nafkah dan tidak lupa menyebut nama Allah dalam pekerjaanmu; membaca tasbih, dzikr, membaca Alquran dan menyedekahkan kelebihan dari hajatmu, maka ...
semua itu lebih baik karena ibadah yang menyangkut orang lain lebih berguna dari pada untuk diri sendiri.
📌 Mencari nafkah dengan niat ini adalah ibadah bagimu dalam dirimu yang mendekatkanmu kepada Allah, kemudian timbul faidah bagi orang lain, di samping engkau mendapat berkah doa kaum muslimin dan berlipat kali pahalanya.
••••
⚠️ Selain keadaan empat itu, maka adalah tempat berkeliarannya syaitan ⚠️
Kita yang hidup dalam masyarakat heterogen; baik dalam segi budaya, adat, kebiasaan, kemampuan, aktifitas, akan bertemu banyak hal² di luar ekspektasi kita.
Termasuk diri kita sendiri, dalam mendekatkan diri pada Allah, maka pilihlah dalam setiap waktu dari empat keadaan di atas, jangan terlewat. Jika belum bisa banyak datang ke majelis karena sebuah kesibukan yang sesuai syariat, maka sibuklah dengan membaca Alquran. Jika membaca Alquran pun belum mampu kita lakukan. maka sibuklah dengan melakukan hal yang bermanfaat bagi orang lain. Seperti yang disabdakan oleh Rasulullah Saw.:
"khoirunnas anfa-uhum lin-naas".
sebaik² manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya.
Hal itu bisa menyangkut berbakti pada orang tau, memenuhi hajat orang lain, membantu mempersiapkan terlaksananya sebuah majelis ilmu atau hal baik lainya, membuat hati kaum muslim lainnya bahagia.
Namun, jika dalam beberapa keadaan melakukan manfaat bagi orang lain belum bisa kamu lakukan, maka bekerjalah untuk memenuhi kebutuhanmu atau keluargamu. Selama bekerja luruskan niat, jangan lupa berdzikr baik di lisan atau hati, membaca Alquran dan menyedekahkan sedikit rezekimu. Itu juga ibadah yang bernilai baik.
Sahabat! Jalan menuju Tuhan itu sebanyak napas manusia.
Maka pilihlah wirid yang kamu bisa.
wirid itu apa sih?🤔
wirid bukan hanya dzikr atau tulisan² doa yang kita tahu selama ini.
wirid itu juga segala hal yang membuat kita semakin dekat dengan Allah, dan kita nyaman melakukannya, sehingga kita dawam dalam pelaksanaannya.
Dalam beribadah, jangan membandingkan, mengukur dirimu dengan kesanggupan orang lain. Kenali dirimu, dan beribadahlah yang sesuai dengan keadaan dirimu.
Jika melihat orang lain lebih darimu, maka jadikan pelajaran, bertekadlah untuk bisa menjadi lebih baik.
Jika melihat orang lain secara zahir tidak lebih darimu, berhusnuzonlah, pandang dengan kasih, doakan dia, jangan² dia memiliki amalan yang Allah merahmatinya karena amalannya tersebut, yang kita tidak tahu.
Berjalanlah di jalanmu, jangan memaksa orang berjalan di jalanmu. Begitu juga sebaliknya, jangan memaksa dirimu berjalan di jalan orang lain.
Kita bisa melihat jalan orang lain, tapi belum tentu kita bisa berjalan di jalannya. Orang bisa melihat jalan kita, tapi belum tentu ia bisa berjalan di jalan kita.
Selamat berjalan di jalanmu!
Hati-hati ya!
Jangan lupa Niat!
Sekian dulu tulisan hari ini, dipastikan banyak kekurangan dan kesalahan atau kekeliruan, maka itu semua dari lemahnya diri Ailsa.
Jika ada ilmu, kelebihan, manfaat bahkan membuat hati saudara senang, maka sesungguhnya itu semua milik Allah dan Allah merahmati saudara muslim Ailsa semuanya.
Terima kasih sudah membaca!
Wassalamu'alaikum wa rahmatullahi ta'ala wa barakaatuh
•••
Tertanda
Ailsa Digna A
Komentar
Posting Komentar