Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

Pemuda dan Peradaban

Siapa yang tidak kenal dengan Sayyidina Zaid bin Tsabit an-Najjari al-Anshari? Penulis wahyu Allah pertama yang diperintah oleh kekasih kita Sayyidina Muhammad Saw. Penulis wahyu yang dipilih saat ia berumur 11 tahun. 11 tahun jika dibandingkan dengan sekarang, hanya ada anak-anak ingusan yang sibuk bermain gadget , atau bahkan mungkin sibuk menjadi vlogger demi terkenal. Ya.. mungkin kita memiliki potensi yang berbeda. tapi bila konteksnya sama, mungkin sulit untuk ditemukan. Dan.. tidak menutup kemungkinan, ada di zaman edan seperti ini anak anak tanggung, berumur belasan tahun berkarya atau menggunakan potensinya untuk memajukan, mensyiarkan Islam itu sendiri. Walaupun sewajarnya ia masih sekolah. Saya bilang, tidak menutup kemungkinan. Begitu juga dengan Muhammad al-Fatih. Sang penakluk Konstantinopel. Menguasai, dengan keberaniannya saat berumur 20 tahun. Coba bayangkan, kita di umur 20 tahun. Apa yang sudah dilakukan? menangis karena cinta pada makhluk fana’? atau s...

Tikus-tikus Orator

“ Ketika tikus-tikus orator tercipta dari para generasi yang tidak jujur. Bahkan di bangku perkuliahan sekalipun. Jangan tanyakan, mengapa sampai saat ini bahkan 10 tahun ke depan masih banyak tikus tikus orator yang berdecit di atas panggung   kekuasaan.Karena bahkan engkau enggan untuk memperbaiki dirimu. Barang soal kejujuran sekalipun .”— Ailsa Minim angka kejujuran pada dewasa ini adalah menjadi bahan pikiran bagi mereka yang peduli terhadap tingginya nilai kejujuran. Menyepelekan sebuah kejujuran akan berdampak pada pengakuan aktifitas lainnya. Utamanya saat terdesak, kejujuran menjadi barang mahal untuk dilakukan. Nasihat yang tidak tahu siapa sumbernya, berisikan tentang, Kejujuran adalah lebih baik, walaupun menyakitkan. Suatu kebenaran menjadi hal yang ‘kolot’ untuk manusia modern zaman sekarang. Tidak pantas pula, manusia modern mengatakan kejujuran adalah hal kolot, lampau, tidak gaul, bahkan tidak asyik. Manusia modern mengatakan kebaikan adalah yang buruk...

Merangkul Kejahatan

Orang jahat adalah orang baik yang tersakiti . (Joker) Kata kata yang cukup tenar, dan banyak anak muda yang memakainya atau bahkan memostingnya di media sosial. Merasa itu adalah hal yang benar. Sahabat… sebuah kebaikan akan selalu merangkul apapun bentuk kejahatan tersebut. Termasuk dalam menyakiti kebaikan adalah sebuah hal yang dianggap biasa oleh sang atau seorang kebaikan. Sahabat.. semua manusia itu baik. Hanya saja, terkadang atau seringnya cara yang mereka lakukan adalah salah. Kesalahan itu dapat terjadi, karena semua manusia punya nafsu. Namun.. untuk taraf kesalahan yang terjadi, tergantung seseorang itu mengatur nafsunya sendiri. Saya kontra dengan quotes joker yang katanya keren atau benar itu. Kontra sangat. Saya berontak! dan menolak mentah mentah! Karena Rasulullah Saw. adalah sosok yang baik lagi sering disakiti oleh orang kafir. Tapi, Rasulullah Saw. tidak pernah menjadi orang jahat. Rasulullah tetap baik. Tetap mencintai. Tetap tersenyum. Bahkan tetap m...

Muslim Sebelah Mata

Oleh: Ailsa Digna A Tulisan saya sebenarnya tidak jauh jauh dari akhlak. Pembahasan akhlak adalah pembahasan yang harus dikaji lebih mendalam lagi menurut saya--dan saya yakin beberapa orang juga berkata seperti ini. Siapapun yang beragama Islam. Mengakui keesaan Allah dan kerasulan Nabi Muhammad Saw. Maka dia adalah seorang muslim. Kita sangat dilarang untuk mengatakan seseorang itu kafir, jika orang/kelompok tersebut masih shalat, tidak menduakan Allah, dan tidak mendustakan kenabian Nabi Muhammad Saw. Semoga Allah menjadikan kita sebagai umat yang diberi syafaat oleh Nabi Muhammad Saw. Salah satu kejadian yang marak, ya ini.. saling menyesatkan, tapi kita kesampingkan dulu. Sahabat, kali ini saya akan membicarakan mengenai betapa pentingnya kita sebagai seorang muslim, memakai kedua mata kita untuk dapat melihat muslim lainnya yang mungkin tidak seperti kita. Dalam arti lain, mereka memakai jilbab hanya memakai jilbab, tapi belum tahu tuntunan yang sempurna dalam memakai jilbab itu ...

Cintaku Bersemi di dalam Ta'at

Ditulis oleh: Ailsa Digna A Adalah wajar jika manusia melakukan sebuah dosa atau pelanggaran terhadap aturan Tuhannya. Namun, kewajaran tersebut bukan hal yang harusnya dibiarkan oleh seorang muslim dengan alasan manusia adalah tempat kesalahan dan kebenaran. Justru karena menyadari dirinya adalah sebuah makhluk yang memiliki kesalahan dan kebenaran, maka kebenaran yang dimilikinya harus dapat mengalahkan atau mencegah kesalahan yang ada dalam dirinya. Slogan manusia adalah tempat kesalahan dan kebenaran bukanlah yang harus menjadi dasar bahwa melakukan kesalahan terus menerus adalah tidak apa apa. Justru slogan itu harusnya menyadarkan kita, bahwa kita memiliki kemampuan untuk terus berbuat baik semampu kita. Salah satu jalan yang dapat ditempuh oleh seorang muslim dalam perjalanannya menjadi muslim yang kaffah adalah dengan cinta. Jalan cinta yang ditempuhnya dapat memperkecil kemungkinan untuknya berbuat hal yang dilarang oleh Allah Swt. Salah satu pesan dari Guru mulia al-Ha...